zona waktu
Minggu, 08 Agustus 2010
Bulan penuh rahmah
Ramadhan (ejaan
KBBI: Ramadan,
dalam bahasa
Arab:ناضمر) adalah
bulan kesembilan
dalam penanggalan
Hijriyah (sistem
penanggalan agama
Islam). Sepanjang
bulan ini pemeluk
agama Islam
melakukan
serangkaian
aktivitas keagamaan
termasuk di
dalamnya berpuasa,
shalat tarawih,
peringatan turunnya
Al-Quran, mencari
malam Laylatul
Qadar,
memperbanyak
membaca Al-Quran
dan kemudian
mengakhirinya
dengan membayar
zakat fitrah dan
rangkaian perayaan
Idul Fitri. Kekhususan
bulan Ramadhan ini
bagi pemeluk agama
Islam tergambar
pada Al-Quran pada
surat Al Baqarah
ayat 185 yang
artinya:
"bulan Ramadhan,
bulan yang di
dalamnya diturunkan
Al-Quran sebagai
petunjuk bagi
manusia dan
penjelasan-
penjelasan mengenai
petunjuk itu dan
pembeda. Karena itu,
barangsiapa di
antara kamu hadir di
bulan itu, maka
hendaklah ia
berpuasa pada bulan
itu..."
Etimologi
Ramadhan berasal
dari akar kata ر م ﺿ ,
yang berarti panas
yang menyengat
atau kekeringan,
khususnya pada
tanah. Bangsa
Babylonia yang
budayanya pernah
sangat dominan di
utara Jazirah Arab
menggunakan luni-
solar calendar
(penghitungan tahun
berdasarkan bulan
dan matahari
sekaligus). Bulan ke
sembilan selalu jatuh
pada musim panas
yang sangat
menyengat. Sejak
pagi hingga petang
batu-batu gunung
dan pasir gurun
terpanggang oleh
segatan matahari
musim panas yang
waktu siangnya lebih
panjang daripada
waktu malamnya. Di
malam hari panas di
bebatuan dan pasir
sedikir reda, tapi
sebelum dingin betul
sudah berjumpa
dengan pagi hari.
Demikian terjadi
berulang-ulang,
sehingga setelah
beberapa pekan
terjadi akumulasi
panas yang
menghanguskan.
Hari-hari itu disebut
bulan Ramadhan,
bulan dengan panas
yang
menghanguskan.
Setelah umat Islam
mengembangkan
kalender berbasis
bulan, yang rata-rata
11 hari lebih pendek
dari kalender
berbasis matahari,
bulan Ramadhan tak
lagi selalu
bertepatan dengan
musim panas. Orang
lebih memahami
'panas'nya
Ramadhan secara
metaphoric (kiasan).
Karena di hari-hari
Ramadhan orang
berpuasa,
tenggorokan terasa
panas karena
kehausan. Atau,
diharapkan dengan
ibadah-ibadah
Ramadhan maka
dosa-dosa terdahulu
menjadi hangus
terbakar dan seusai
Ramadhan orang
yang berpuasa tak
lagi berdosa. Wallahu
`alam.
Dari akar kata
tersebut kata
Ramadhan
digunakan untuk
mengindikasikan
adanya sensasi
panas saat
seseorang kehausan.
Pendapat lain
mengatakan bahwa
kata Ramadhan
digunakan karena
pada bulan itu dosa-
dosa dihapuskan
oleh perbuatan baik
sebagaimana
matahari membakar
tanah. Namun kata
ramadan tidak dapat
disamakan artinya
dengan ramadhan.
Ramadan dalam
bahasa arab artinya
orang yang sakit
mata mau buta.
Lebih lanjut lagi hal
itu dikiaskan dengan
dimanfaatkannya
momen Ramadhan
oleh para penganut
Islam yang serius
untuk mencairkan,
menata ulang dan
memperbaharui
kekuatan fisik,
spiritual dan tingkah
lakunya,
sebagaimana panas
merepresentasikan
sesuatu yang dapat
mencairkan materi.
Langganan:
Postingan (Atom)